Selasa, 28 Maret 2017

TENTANG "PUISI"


Hasil gambar untuk PUISI

Pernahkah kalian mendengar atau membaca sebuah puisi? Deretan baris yang terlantun indah bukan? Mari kita bahas secara detail disini..
            Puisi adalah bentuk karya satra. Karangan terikat yang terdiri dari baris dan bait. Yang berpadu dengan kata-kata yang indah, sajak yang berirama serta mempaparkan penuh arti.
Tanpa disadari puisi memang  sudah melekat dalam kehidupan kita. Mewarnai dinamika hidup yang berbaur dengan waktu.
Melalui puisi, seseorang mampu mengekspresikan tentang pikiran dan hatinya. Mewakili semua perasaan hati yang sedang dirasakan. Berkarya bebas menuangkannya kedalam seni tulis tangan.
Sebenaranya membuat puisi tidaklah susah seperti apa yang dipikirkan.Kegiatan ini mampu mengasah otak dan mengajak kita untuk semakin lebih kreatif dalam mengelola kata.
Mengaplikasikan bentuknya secara imajinatif. Mengkonsentrasikan unsur estetika dari segi bahasa. Pemilihan kata yang berkualitas dan penuh makna. Memadukan disetiap kata dalam barisan puisi dengan tepat, akan menciptakan puisi yang bagus dan mudah dimengerti pembacanya.

Hasil gambar untuk GAMBAR PENA DAN KERTAS


 Saat Waktu Tiba

Saatnya mengingat mati dari dunia
Menuju yang kekal akhirat sana
Tercabutnya seurai nyawa
Yang terpisah dari raga
Kini hanya jasad yang tersisa
Terkubur tanah bertabur bunga
Keadaan berkabung duka
Bertuliskan batu nisan bernama
Tertanya malaikat membawa cambuk menjelma
Yang akan menyiksa sukma
Tercatat segala amal perbuatannya
Ditimbang berat tidaknya pahala
Sembari menanti perjalanan yang sangat 
lama
Saat kiamat nanti telah tiba

Jalan Menuju Akhir

 Berkumpul dengan berbagi orang
Disebuah padang luas Padang Masyhar
Diantara orang kafir dan mukmin
Menunggu puluhan ribu perjalan ditempuh
Meniti jembatan Syirot
Lurus.. tanjak mengerucut
Menajam sangat curam
Jalan yang terjal

Cobaan Hidup

Rintangan bukan penghadang
Hal yang harus dilakukan
Hambatan bukan penghalang
Yang akan memubuat jiwa bimbang
Hinaan bukan melemahkan
Tapi tekad akan terus menguatkan 

Kerasnya Hidup

Memikul bagai tanpa beban
Jerih payah tanpa sepeser imbalan
Tak mengharap sebilah belas kasihan
Jalani dengan penuh keikhlasan
Meski dirasa sangat melelahkan
Mengurus hampir kewalahan
Bersyukur sebagai bentuk kenikmatan

Gusar Dalam Keheningan

Dikidung meredam malam
Penuh pencaran kilauan bintang gemintang
Sinar rembulan terang benderang
Menyisihkan suara riuh
Dikeremangan gema bertalu
Duduk berpangku dengan waktu
Lamunan menerawang dalam kegelapan
Mengetuk pintu impian
Menyibakkan tiraian harapan
Memudarkan pedar keraguan
Mendamba sinar cahaya pencerahan

Titik Pencerahan
  
Disepertiga malam
Sunyi kian mencengkram
Tertatih lirih diriku
Menggelar sajadah biru
Menangis, merintih pilu
Sujud kian bersimpuh
Hening melebur luruh
Seraya mengadu keluh
Menengadah tangan
Memohon ampunan
Meminta perlindungan
 Mengharap keselamatan
Dari kejamnya duniawi
Kehidupan fana tak abadi

Bulan Berkah

Derap jeruji waktu kian berlalu sudah
Kemana tapak kaki hendak melangkah
Perjalanan hidup mengukir sejarah
Marilah berpotret diri
Menyambut fitrah nan suci
Bulan ramadhan..
Bulan penuh keberkahan
Berantas keburukan
Perbanyak kebaikan
Tingkatkan benteng keimanan
Perkuat ketaqwaan
Maafkan semua kekhilafan

Jiwa Yang Tegar
 
Lapangkan, ketabahan
Jiwaku menghadapi cobaan
Redakan, amarah
Emosionalku luap kian merekah
Tulus, ikhlaskan
Hak dan secuat pengorbanan

 Resah Menerpa

Malam begitu gelap gulita
Tanpa cahaya rembulan purnama
Hembusan angin malam menerpa
Mengusik jiwa gundah gulana
Seakan mengikuti naluri jiwa
Lambat nian meresah
Membelit penuh gelisah
Seakan sulit untuk diterjemah

Roda Kehidupan
 
Yang paling terkenang
Ialah pertemuan
Yang membuat bimbang
Ialah sebuah perpisahan
Yang akan abadi
Sepercik hal dalam memori
Menyentuh hati..

Dalam Khayal (RJ)
 
Jejak senyum mengindahkan segalanya
Abu khayalan mereka cipta
Semerbak bunga tertabur dalam bahagia
Seuntai kata..
Meyakinkan dalam ketegasan
Menetes pilu yang diberikan 
Terpojok dalam kesendirian

Yang Terdamba
Meniti tujuan..
Semoga harapan bukanlah genggaman
Meraih masa depan..
Semoga impian bukanlah sekadar angan
Menggeluti kenyataan..
Semoga tindakan tetap pada haluan
Semoga sikap tetap pada aturan

Melangkah

Menggelayut diatas roda
Langkah mengiring do’a
Mengusap lelah
Berpijak tegar, tiada pasrah
Mengarungi luasnya kehidupan
Meski hidup diambang cobaan

Hidup Ini

Hidup tiada guna
Tanpa sebuah ajaran agama
Hidup tiada rasa
Tanpa hadirnya sebuah cinta
Hidup tiada duka
Bila tiada yang diderita
Hidup tiada bahagia 
Tanpa ada rasa syukur kepadaNya

Kecaman Hidup
 
Saat hendak mencapai tujuan
Akan ada banyak hambatan
Ribuan cacian, cerca hinaan
Kendala, akan menghentikan
Saat akan menuju puncak kejayaan
Memutar balik sangat menggoyahkan
Mengguncang kesabaran
Menguras pikiran
Hampir tiada lagi tawaran
Untuk sebuah lebijaksaan
Dalam mengambil sebuah keputusan

Menderu Resah
 
Apa yang hendak dikata
Jikalau rasa semakin merajalela
Jauh dalam batin aku merana
Menanti sesuatu yang tak kunjung tiba
Keluh kesah hati bertambah
Pelita harapan bekerlip menyala
Jiwa gundah meradang resah
Tepat berselimut diujung gelisah
Yakinkan aku untuk tetap melangkah
Perih meruyak kala hadir percuma
Pada nada penantian yang sia-sia
Menyisakan decak puluhan derita
Sambut beribu butir ungkap kecewa
Dengan beberapa kepingan luka

Ketika Aku

Aku hanya akan pergi
Ketika itu yang kau pinta
Aku hanya akan diam
Ketika kau acuhkan aku
Aku akan menjauh
Ketika merasa tak dibutuh
Aku akan sabar 
Bila harus menunggumu kembali

Yang Perlu Kau Tahu
 
Pernahkah kau tahu?
Tentang semua harap dan rasaku
Pernahkah kau peduli?
Kasih putih yang  ku beri
Pernahkah kau merasa?
Seulas cinta yang kau damba
Pernahkah kau bahagia?
Hadirku disini untukmu, bukan dia

Mengertilah

Seiras rasa tertampuk rindu
Hatiku padamu
Seulas senyum menghimpit tipis
Manis tampak realistis
Sekilas canda tanpa bersimpul
Seutas tali putih ingin mengikat

 Rasa Tak Berujung (RJ)

Air tak berujung pada hilir
Api tak berakhir pada bara yang membara
Sama rasa, yang tak berakar
Meniup rindu..
Menuju aksara singgahsana

Tentangmu
 
Tatapan matamu memikat
Seulas senyum indahmu mengikat
Semua itu membuatku semakin teringat
Sayangnya, hanya sebatas pandang
Yang tak dapat ku miliki
Yang tiada hak ku sayangi

Rasa
Merelakanmu..
Bukan keinginanku
Mengingatmu..
Disetiap rentan waktu yang ku mau
Memahamimu..
Dari seglincir kata dengan emosi beradu
Mencoba tau..
Dari seperangkat rasa yang tak pernah tertuju


 Tersamar Bahagia Semu (RJ)

Melihat..
Yang tak pernah dilihat
Dirasa..
Yang tak pernah dirasa
Senyum sendu memerah
Terbawa rasa bahagiamu
Bahagia yang tak tersentuh
Hina rasa semu bertabuh
Membahagiakan dengan kata
Batin membanjir bungkam bertahta
Hati merayu,rayu mematik
Mematik api kian redup

 Tertahan (RJ)


Kian tak tersentuh hati yang berharap
Menapaki kata yang kian mengerat
Menjelma imaji yang tersenyum ingin bertemu
Berontak tak sanggup menahan rindu
Tersenyum kecut ditembok waktu

Yang Lalu (RJ)

Tertatih merangkak, terobek luka masa lalu
Datang membawa air mata, darah tertumpah
Terbawa bicara hati untuk menjadi sosok dambaan morgana
Dengan mengubur luka terurai tanah
Esok mendung kau terbawa dengan senyum oleh langit
Dan tersisa kini bukanlah rasa biasa
Pergi tanpa kau tau..

Dirajut Rindu
 
Menelusuri jalan setapak yang berliku
Ku tapak beribu kecaman hidupku
Bak merenggut relung kalbu
Terurai rasa yang semu
Keterpaksaan,kesakitan penat mengilu
Derai mengalirkan sebutir pilu
Terpupuk pengap harap tak tertuju
Bersinar mataku nian sendu
Hatiku merindu cumbu
Terasa sesak nan merajam hati
Guyuran deras menyiksa diri
Kian menyudut pada tepian sepi
Isak jerit aku sendiri
Dibalik bilik sukma yang sunyi
Temankan derita menetes digumpalan hati
Mengucur retasan air mata lagi
Aku merindukanmu saat ini..

Bayangan Semata

Dalam senja
Dirajut mega merah tembaga
Menenggelamkan rasa yang tersirat
Teringat kala hujan sore
Bersitatap dalam ragam rasa
Memandang dari sebatas jarak raga
Yang tak mampu ku raih
Kian hari silih berganti
Kau tak kunjung datang kemari
Berapa lama lagi?
Ku harus menanti
Atau disana, hatimu telah berpunya?
Tersinggah wanita ayu rupa
Ataukah masih pada rasa yang sama?
Saat pertama kali berjumpa
Kuharap masih tetap ada
Walau tersisa setitik rasa

Hampa

Derap jeruji waktu
Meninggalkan jejak kisahmu
Kucoba menyusur perlahan
Pahami, namun tak mengerti
Ku lalui ini..
Rasa hampa yang menerka
Tak ada sebutir rasa
Dalam alunan senada
Berdendang seruan irama
Bertalu riuh tak teraba
Disinilah,rasakan risauku

 Seulas Rasa

Tentang rasa yang pernah ada
Bergulir kembali nyata
Tentang duka yang pernah diderita
Kian membayang terus menyiksa
Tentang lara yang kembali terluka
Semakin menoreh bekas terlalu lama
Tentang apa itu cinta?
Bagaimana cara dia bertahta?

Karena Luka
 
Tangis tak terbendung terus berderai
Tentang luka yang layu ini
Merekah memerah kembali
Membekas rekat dihati
Mengiris iris tak tertahan lagi
Abu kalbu berkabung pilu
Suram saat tertutup rindu
Redup terjerembab membeku
Menyelinap sedikit meragu

Tentang Cinta

Cinta..
Bentuk yang tak berwujud rupa
Namun nyata tampak dirasa
Datang secara tiba, tanpa diduga
Menghampiri kepada siapa saja
Tanpa ruang perantara ia menjelma
Seolah mengisyaratkan tanda
Detak jantung kian tak berirama
Sejuta tanya membelenggu sukma
Seribu bahasa tak mampu mengartikannya
Gejolak rasa yang menggelora jiwa

Panggung Sandiwara
 
Biarkan jika pilu yang kau beri
Akhirnya pedih menusuk hati
Senarai kata yang terucap terus menyakiti
Menyayat luka takan pernah terobati
Sikap yang tak mampu mengontrol segelincir emosi
Ego yang terus menang sendiri
Tak mengapa..
Jika semua hanya panggung sandiwara
Mempermainkan rasa yang tiada habisnya
Saat hilang kau baru menyadarinya
Betapa dia sangatlah setia
Meski kau hujamkan cacian kian mendera

Kamu (RJ)
Kamu..
Terlintas dalam benakku saja tak mungkin
Mimpi taman dalam sangkar asmara
Seakan tak terkira semua hadir
Semua hanya rasa sendiri
Semua rasa hanya narasi
Dalam halnya hati yang tenggelam ini
Terbawa arus asmara kejam ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar