Puisi adalah bentuk karya satra. Karangan terikat
yang terdiri dari baris dan bait. Yang berpadu dengan kata-kata yang indah,
sajak yang berirama serta mempaparkan penuh arti.
Tanpa disadari
puisi memang sudah melekat dalam
kehidupan kita. Mewarnai dinamika hidup yang berbaur dengan waktu.
Melalui puisi,
seseorang mampu mengekspresikan tentang pikiran dan hatinya. Mewakili semua
perasaan hati yang sedang dirasakan. Berkarya bebas menuangkannya kedalam seni
tulis tangan.
Sebenaranya membuat
puisi tidaklah susah seperti apa yang dipikirkan.Kegiatan ini mampu mengasah
otak dan mengajak kita untuk semakin lebih kreatif dalam mengelola kata.
Mengaplikasikan
bentuknya secara imajinatif. Mengkonsentrasikan unsur estetika dari segi bahasa.
Pemilihan kata yang berkualitas dan penuh makna. Memadukan disetiap kata dalam
barisan puisi dengan tepat, akan menciptakan puisi yang bagus dan mudah
dimengerti pembacanya.
Saat Waktu Tiba
Saatnya mengingat mati dari dunia
Menuju yang kekal akhirat sana
Tercabutnya seurai nyawa
Yang terpisah dari raga
Kini hanya jasad yang tersisa
Terkubur tanah bertabur bunga
Keadaan berkabung duka
Keadaan berkabung duka
Bertuliskan batu nisan bernama
Tertanya malaikat membawa cambuk
menjelma
Yang akan menyiksa sukma
Tercatat segala amal perbuatannya
Ditimbang berat tidaknya pahala
Sembari menanti perjalanan yang
sangat
lama
Saat kiamat nanti telah tiba
lama
Saat kiamat nanti telah tiba
Jalan Menuju Akhir
Berkumpul dengan berbagi orang
Disebuah padang luas Padang
Masyhar
Diantara orang kafir dan mukmin
Menunggu puluhan ribu perjalan
ditempuh
Meniti jembatan Syirot
Lurus.. tanjak mengerucut
Lurus.. tanjak mengerucut
Menajam sangat curam
Jalan yang terjal
Cobaan Hidup
Rintangan bukan penghadang
Hal yang harus dilakukan
Hambatan bukan penghalang
Hambatan bukan penghalang
Yang akan memubuat jiwa bimbang
Hinaan bukan melemahkan
Tapi tekad akan terus menguatkan
Tapi tekad akan terus menguatkan
Kerasnya Hidup
Memikul bagai tanpa beban
Jerih payah tanpa sepeser imbalan
Tak mengharap sebilah belas
kasihan
Jalani dengan penuh keikhlasan
Jalani dengan penuh keikhlasan
Meski dirasa sangat melelahkan
Mengurus hampir kewalahan
Bersyukur sebagai bentuk
kenikmatan
Gusar Dalam Keheningan
Dikidung meredam malam
Penuh pencaran kilauan bintang gemintang
Sinar rembulan terang benderang
Menyisihkan suara riuh
Dikeremangan gema bertalu
Duduk berpangku dengan waktu
Lamunan menerawang dalam
kegelapan
Mengetuk pintu impian
Menyibakkan tiraian harapan
Memudarkan pedar keraguan
Mendamba sinar cahaya pencerahan
Mendamba sinar cahaya pencerahan
Titik Pencerahan
Disepertiga malam
Sunyi kian mencengkram
Tertatih lirih diriku
Menggelar sajadah biru
Menangis, merintih pilu
Sujud kian bersimpuh
Sujud kian bersimpuh
Hening melebur luruh
Seraya mengadu keluh
Menengadah tangan
Menengadah tangan
Memohon ampunan
Meminta perlindungan
Mengharap keselamatan
Dari kejamnya duniawi
Kehidupan fana tak abadi
Mengharap keselamatan
Dari kejamnya duniawi
Kehidupan fana tak abadi
Bulan Berkah
Derap jeruji waktu kian berlalu
sudah
Kemana tapak kaki hendak
melangkah
Perjalanan hidup mengukir sejarah
Marilah berpotret diri
Menyambut fitrah nan suci
Menyambut fitrah nan suci
Bulan ramadhan..
Bulan penuh keberkahan
Berantas keburukan
Perbanyak kebaikan
Tingkatkan benteng keimanan
Perkuat ketaqwaan
Perkuat ketaqwaan
Maafkan semua kekhilafan
Jiwa Yang Tegar
Lapangkan, ketabahan
Jiwaku menghadapi cobaan
Redakan, amarah
Emosionalku luap kian merekah
Tulus, ikhlaskan
Hak dan secuat pengorbanan
Resah Menerpa
Malam begitu gelap gulita
Tanpa cahaya rembulan purnama
Hembusan angin malam menerpa
Mengusik jiwa gundah gulana
Seakan mengikuti naluri jiwa
Lambat nian meresah
Membelit penuh gelisah
Seakan sulit untuk diterjemah
Roda Kehidupan
Yang paling terkenang
Ialah pertemuan
Yang membuat bimbang
Ialah sebuah perpisahan
Yang akan abadi
Sepercik hal dalam memori
Menyentuh hati..
Dalam Khayal (RJ)
Jejak senyum mengindahkan
segalanya
Abu khayalan mereka cipta
Abu khayalan mereka cipta
Semerbak bunga tertabur dalam
bahagia
Seuntai kata..
Meyakinkan dalam ketegasan
Menetes pilu yang diberikan
Terpojok dalam kesendirian
Yang Terdamba
Meniti tujuan..
Semoga harapan bukanlah genggaman
Meraih masa depan..
Semoga impian bukanlah sekadar
angan
Menggeluti kenyataan..
Semoga tindakan tetap pada haluan
Semoga sikap tetap pada aturan
Semoga sikap tetap pada aturan
Melangkah
Menggelayut diatas roda
Langkah mengiring do’a
Mengusap lelah
Berpijak tegar, tiada pasrah
Mengarungi luasnya kehidupan
Meski hidup diambang cobaan
Hidup Ini
Hidup tiada guna
Tanpa sebuah ajaran agama
Hidup tiada rasa
Tanpa hadirnya sebuah cinta
Hidup tiada duka
Bila tiada yang diderita
Hidup tiada bahagia
Tanpa ada rasa syukur kepadaNya
Kecaman Hidup
Saat hendak mencapai tujuan
Akan ada banyak hambatan
Ribuan cacian, cerca hinaan
Kendala, akan menghentikan
Kendala, akan menghentikan
Saat akan menuju puncak kejayaan
Memutar balik sangat menggoyahkan
Mengguncang kesabaran
Menguras pikiran
Hampir tiada lagi tawaran
Untuk sebuah lebijaksaan
Dalam mengambil sebuah keputusan
Menderu Resah
Apa yang hendak dikata
Jikalau rasa semakin merajalela
Jauh dalam batin aku merana
Menanti sesuatu yang tak kunjung
tiba
Keluh kesah hati bertambah
Pelita harapan bekerlip menyala
Jiwa gundah meradang resah
Tepat berselimut diujung gelisah
Yakinkan aku untuk tetap
melangkah
Perih meruyak kala hadir percuma
Pada nada penantian yang sia-sia
Menyisakan decak puluhan derita
Sambut beribu butir ungkap kecewa
Dengan beberapa kepingan luka
Ketika Aku
Aku hanya akan pergi
Ketika itu yang kau pinta
Aku hanya akan diam
Ketika kau acuhkan aku
Aku akan menjauh
Ketika merasa tak dibutuh
Aku akan sabar
Aku akan sabar
Bila harus menunggumu kembali
Yang Perlu Kau Tahu
Pernahkah kau tahu?
Tentang semua harap dan rasaku
Pernahkah kau peduli?
Kasih putih yang ku beri
Pernahkah kau merasa?
Seulas cinta yang kau damba
Pernahkah kau bahagia?
Hadirku disini untukmu, bukan dia
Mengertilah
Seiras rasa tertampuk rindu
Hatiku padamu
Hatiku padamu
Seulas senyum menghimpit tipis
Manis tampak realistis
Sekilas canda tanpa bersimpul
Sekilas canda tanpa bersimpul
Seutas tali putih ingin mengikat
Rasa Tak Berujung (RJ)
Air tak berujung pada hilir
Api tak berakhir pada bara yang
membara
Sama rasa, yang tak berakar
Meniup rindu..
Menuju aksara singgahsana
Tentangmu
Tatapan matamu memikat
Seulas senyum indahmu mengikat
Semua itu membuatku semakin
teringat
Sayangnya, hanya sebatas pandang
Yang tak dapat ku miliki
Yang tiada hak ku sayangi
Rasa
Merelakanmu..
Bukan keinginanku
Mengingatmu..
Mengingatmu..
Disetiap rentan waktu yang ku mau
Memahamimu..
Memahamimu..
Dari seglincir kata dengan emosi
beradu
Mencoba tau..
Dari seperangkat rasa yang tak
pernah tertuju
Tersamar Bahagia Semu (RJ)
Melihat..
Yang tak pernah dilihat
Dirasa..
Yang tak pernah dirasa
Senyum sendu memerah
Terbawa rasa bahagiamu
Bahagia yang tak tersentuh
Hina rasa semu bertabuh
Membahagiakan dengan kata
Batin membanjir bungkam bertahta
Hati merayu,rayu mematik
Mematik api kian redup
Tertahan (RJ)
Kian tak tersentuh hati yang
berharap
Menapaki kata yang kian mengerat
Menjelma imaji yang tersenyum ingin bertemu
Menjelma imaji yang tersenyum ingin bertemu
Berontak tak sanggup menahan rindu
Tersenyum kecut ditembok waktu
Yang Lalu (RJ)
Tertatih merangkak, terobek luka
masa lalu
Datang membawa air mata, darah
tertumpah
Terbawa bicara hati untuk menjadi
sosok dambaan morgana
Dengan mengubur luka terurai
tanah
Esok mendung kau terbawa dengan
senyum oleh langit
Dan tersisa kini bukanlah rasa
biasa
Pergi tanpa kau tau..
Dirajut Rindu
Menelusuri jalan setapak yang
berliku
Ku tapak beribu kecaman hidupku
Bak merenggut relung kalbu
Terurai rasa yang semu
Bak merenggut relung kalbu
Terurai rasa yang semu
Keterpaksaan,kesakitan penat
mengilu
Derai mengalirkan sebutir pilu
Terpupuk pengap harap tak tertuju
Terpupuk pengap harap tak tertuju
Bersinar mataku nian sendu
Hatiku merindu cumbu
Terasa sesak nan merajam hati
Guyuran deras menyiksa diri
Kian menyudut pada tepian sepi
Isak jerit aku sendiri
Dibalik bilik sukma yang sunyi
Temankan derita menetes digumpalan
hati
Mengucur retasan air mata lagi
Aku merindukanmu saat ini..
Bayangan Semata
Dalam senja
Dirajut mega merah tembaga
Menenggelamkan rasa yang tersirat
Teringat kala hujan sore
Bersitatap dalam ragam rasa
Bersitatap dalam ragam rasa
Memandang dari sebatas jarak raga
Yang tak mampu ku raih
Kian hari silih berganti
Kau tak kunjung datang kemari
Kau tak kunjung datang kemari
Berapa lama lagi?
Ku harus menanti
Ku harus menanti
Atau disana, hatimu telah
berpunya?
Tersinggah wanita ayu rupa
Ataukah masih pada rasa yang
sama?
Saat pertama kali berjumpa
Kuharap masih tetap ada
Walau tersisa setitik rasa
Hampa
Derap jeruji waktu
Meninggalkan jejak kisahmu
Kucoba menyusur perlahan
Pahami, namun tak mengerti
Ku lalui ini..
Rasa hampa yang menerka
Tak ada sebutir rasa
Dalam alunan senada
Berdendang seruan irama
Bertalu riuh tak teraba
Disinilah,rasakan risauku
Seulas Rasa
Tentang rasa yang pernah ada
Bergulir kembali nyata
Bergulir kembali nyata
Tentang duka yang pernah diderita
Kian membayang terus menyiksa
Tentang lara yang kembali terluka
Semakin menoreh bekas terlalu
lama
Tentang apa itu cinta?
Bagaimana cara dia bertahta?
Karena Luka
Tangis tak terbendung terus
berderai
Tentang luka yang layu ini
Merekah memerah kembali
Membekas rekat dihati
Mengiris iris tak tertahan lagi
Abu kalbu berkabung pilu
Suram saat tertutup rindu
Redup terjerembab membeku
Menyelinap sedikit meragu
Tentang Cinta
Cinta..
Bentuk yang tak berwujud rupa
Namun nyata tampak dirasa
Datang secara tiba, tanpa diduga
Menghampiri kepada siapa saja
Tanpa ruang perantara ia menjelma
Seolah mengisyaratkan tanda
Detak jantung kian tak berirama
Sejuta tanya membelenggu sukma
Seribu bahasa tak mampu
mengartikannya
Gejolak rasa yang menggelora jiwa
Panggung Sandiwara
Biarkan jika pilu yang kau beri
Akhirnya pedih menusuk hati
Senarai kata yang terucap terus
menyakiti
Menyayat luka takan pernah
terobati
Sikap yang tak mampu mengontrol
segelincir emosi
Ego yang terus menang sendiri
Tak mengapa..
Jika semua hanya panggung
sandiwara
Mempermainkan rasa yang tiada habisnya
Saat hilang kau baru menyadarinya
Mempermainkan rasa yang tiada habisnya
Saat hilang kau baru menyadarinya
Betapa dia sangatlah setia
Meski kau hujamkan cacian kian
mendera
Kamu (RJ)
Kamu..
Terlintas dalam benakku saja tak
mungkin
Mimpi taman dalam sangkar asmara
Seakan tak terkira semua hadir
Semua hanya rasa sendiri
Semua rasa hanya narasi
Dalam halnya hati yang tenggelam
ini
Terbawa arus asmara kejam ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar